JAKARTA: Sejumlah pusat perbelanjaan bersiap-siap menaikkan service charge (biaya pelayanan) 10% – 15%, menyusul rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
PT Lippo Karawaci Tbk akan menaikkan biaya pelayanan seluruh pusat belanjaan 10%-15%, apabila pemerintah menaikkan harga BBM 30%. Adapun Senayan City 5%-10%.
Direktur Lippo Andreas Kartawinata mengatakan kenaikan biaya layanan ini ditetapkan setelah terjadi kesepakatan dengan penyewa mal. Dalam perjanjian sewa ruang, manajemen Lippo selalu mencantumkan klausul kenaikan service charge apabila terjadi kenaikan harga BBM.
“Setiap ada kenaikan BBM atau utilitas lain, memang service charge dinaikkan. Tapi kami tidak bisa menaikkan service charge signifikan,” ujarnya kepada Bisnis, kemarin.
Dia mengatakan Lippo mematok 10%-15% kenaikan service charge dengan beberapa pertimbangan, a.l. biaya ini mengambil porsi hingga 60% dari biaya operasional pusat perbelanjaan.
Apabila service charge dinaikkan cukup tinggi dikhawatirkan penyewa akan menaikkan harga produknya, hal itu akan berpengaruh kepada jumlah pengunjung yang datang.
Grup Lippo mengelola 26 pusat perbelanjaan di sejumlah kota di Indonesia. Di Jabodetabek, grup ini mengelola Cibubur Junction, Gajah Mada Plaza, dan Pluit Village.
Adapun pusat belanja di luar Jabodetabek, antara lain Malang Town Square, Bandung Indah Plaza, dan Sun Plaza Medan.
Menurut Andreas, service charge yang dikenakan di pusat perbelanjaannya Rp70.000-Rp100.000 per m2.
“Saya perkirakan penyewa mal kami keberatan atas kenaikan service charge itu, tapi kami beri pengertian kepada mereka.”
Dia menambahkan biaya sewa mal Grup Lippo Rp150.000-Rp700.000 per m2. Semakin besar ruang yang disewa biasanya harga sewa per meter lebih murah.
Lippo berkomitmen kenaikan biaya sewa sesuai dengan kontrak, tidak terpengaruh harga BBM.
Produktivitas tinggi
Chief Executive Officer Senayan City Handaka Santosa menyatakan rencana menaikkan service charge 5%-10% jika harga BBM naik 30%.
Dia optimistis kenaikan service charge tidak akan memengaruhi peritel penyewa lahan belanja di mal papan.
Hal ini, katanya, karena produktivitas atau omzet per m2 lahan belanja di mal yang membidik kalangan atas lebih tinggi daripada ritel yang menjual barang untuk kelas bawah.
Ketika ditanyakan besaran service charge yang dikenakan Senayan City, Handaka menolak menjawabnya. “Service charge kami kenakan dalam rupiah, harga sewa lahan belanja kami Rp300.000-Rp900.000 per m2.”
Tutum Rahanta, Business Development Pojok Busana, mengungkapkan jika sampai ada kenaikan biaya service charge sebesar 5%-15% memberatkan peritel.
“Kami harus bertemu pemilik gedung jika sampai ada kenaikan service charge hingga 15%. Hal ini karena penetapan service charge merupakan hasil perundingan,” kata Tutum, yang juga Ketua Harian Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia.
Tutum menjelaskan service charge sebulan yang dikenakan pengelola mal berkisar Rp30.000 hingga Rp50.000 per m2. Peritel kelas menengah biasanya menyewa lahan belanja di atas 500 per m2. (08/Linda T. Silitonga) (redaksi@bisnis.co.id)